Awal Mula Perjalanan ke Magelang
Waktu itu, gue mampir ke Magelang dalam perjalanan dari Jogja. Tujuan awal cuma iseng, cari suasana baru. Tapi begitu sampai di pelataran Candi Borobudur, rasanya kayak disedot ke masa lalu. Struktur megahnya bikin mikir, “Gila, ini dibangun tanpa teknologi modern?” Dari situ, gue mulai ngulik—sebenernya siapa sih yang bikin candi ini? Dan kenapa?
Petunjuk Sejarah: Bukan Cuma Cerita Lama
Kalau kita ulik lebih dalam, candi borobudur dibangun pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra sekitar abad ke-8 Masehi. Tepatnya antara tahun 750 sampai 825 M. Meski nggak ada dokumen yang benar-benar menyebut nama pembuatnya secara spesifik, bukti arkeologis menunjukkan bahwa candi ini merupakan simbol kejayaan kerajaan yang berbasis di Jawa Tengah bagian selatan.
Bayangin, pada zaman itu belum ada alat berat, belum ada software arsitektur. Semua dikerjakan pakai tangan manusia dan alat sederhana. Dari batu andesit sekitar dua juta balok disusun hingga menjulang jadi stupa raksasa setinggi 35 meter.
Kenapa Harus Dibangun Segede Itu?
Ini yang menarik—Borobudur bukan cuma tempat ibadah. Bangunan ini sekaligus jadi peta visual ajaran Buddha Mahayana. Setiap relief di dindingnya nyeritain perjalanan hidup manusia menuju pencerahan. Mulai dari nafsu duniawi sampai akhirnya mencapai Nirwana.
Jadi, bisa dibilang, candi ini semacam buku terbuka berbentuk tiga dimensi. Tapi kenapa dibuat sebesar dan sedetail itu? Ada yang bilang sebagai bentuk penghormatan tertinggi pada Buddha, ada pula yang percaya ini adalah bentuk legitimasi kekuasaan Syailendra terhadap rakyat.
Misteri yang Masih Belum Terpecahkan
Sampai sekarang, masih banyak pertanyaan yang nggak punya jawaban pasti. Salah satunya, kenapa Borobudur sempat ditinggalkan dan terkubur abu vulkanik selama berabad-abad? Ada teori yang bilang karena letusan Gunung Merapi, tapi ada juga yang menyebut faktor perpindahan pusat kekuasaan ke Jawa Timur.
Yang bikin makin penasaran, proses pembangunan candi ini sendiri belum sepenuhnya bisa direkonstruksi. Teknik pemotongan batu, sistem drainase yang kompleks, serta ketepatan posisi astronomis candi masih bikin para peneliti geleng-geleng kepala.
Ketika Sejarah Bertemu Modernitas
Sekarang, Borobudur bukan cuma situs sejarah—tapi juga destinasi wisata dunia. UNESCO udah masukin candi ini ke daftar Warisan Budaya Dunia sejak 1991. Tapi, sejujurnya, pengalaman mengunjungi tempat ini nggak bisa tergantikan cuma lewat foto atau video.
Gue sempet ngobrol sama petugas setempat. Katanya, banyak turis lokal yang cuma datang buat konten. Padahal, kalau tahu cerita di baliknya, setiap tangga yang lo injak itu punya filosofi. Nggak sekadar susunan batu tua, tapi warisan pengetahuan spiritual yang luar biasa kompleks.
Infografis: Fakta Unik Candi Borobudur
- Dibangun antara tahun 750–825 M
- Total 2 juta balok batu andesit
- Luas area mencapai 2.500 m²
- Memiliki 10 tingkat dan lebih dari 500 arca Buddha
- Relief sepanjang 2.672 panel bercerita tentang kehidupan dan ajaran Buddha
Gue percaya, buat kita yang hidup di era digital, ngelihat langsung peninggalan semegah Borobudur bikin mikir ulang soal “kemajuan.” Karena ternyata, kejayaan bukan cuma soal teknologi canggih, tapi tentang warisan yang tetap berdiri gagah setelah seribu tahun lebih berlalu.
Kalau lo ada kesempatan mampir ke Borobudur, jangan cuma jepret foto. Coba lihat lebih dalam, karena tiap batu di sana punya cerita yang belum tentu diceritain semua orang.